Splinting gigi adalah proses mengaitkan gigi goyang pada gigi yang masih sehat hingga jaringan di sekitarnya sembuh dan gigi kembali kokoh. Prosedur ini biasanya memakai kawat atau fiber.
Saat gigi permanen goyang, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mempertahankannya. Salah satunya dengan splinting gigi.
Pasalnya, gigi permanen yang lepas tidak akan digantikan oleh gigi baru sehingga akan membuat Anda ompong.
Anda bisa menerima perawatan splinting gigi di klinik, puskesmas, hingga rumah sakit. Biaya splinting sendiri sangat beragam dan tergantung pada tingkat keparahan kondisi gigi serta bahan yang dipakai untuk splinting. Namun umumnya Anda perlu mengeluarkan sekitar Rp600.000 – Rp800.000.
Splinting gigi adalah prosedur mengikat gigi goyang pada gigi-gigi di sebelahnya yang masih kuat. Cara ini bisa dilakukan bila gigi masih memiliki pegangan ke gusi dan tulang rahang, meski hanya sedikit.
Gigi yang goyang bisa diikat menggunakan kawat tipis yang khusus untuk prosedur ini. Bahan ikat menggunakan fiber atau serat-serat khusus juga telah tersedia dan dapat dipakai agar memberikan estetika yang lebih baik.
Umumnya, prosedur ini digunakan pada gigi yang goyang akibat kecelakaan. Biasanya, gigi tersebut masih bagus dan tentu sangat sayang apabila harus dilepas.
Meski begitu, gigi goyang yang disebabkan oleh kondisi lain juga dapat dipertahankan melalui metode ini.
Secara umum, tujuan splinting gigi meliputi:
Menyebar tekanan yang diterima gigi goyang ke gigi-gigi sehat yang menyangga agar kondisinya tidak makin parah, terutama jika digunakan saat mengunyah
Memberikan waktu untuk jaringan pendukung gigi goyang supaya bisa sembuh dengan lebih baik karena tekanan yang diterima sudah berkurang
Membuat proses mengunyah lebih nyaman dan fungsi rongga mulut lain tidak terganggu
Baik untuk kondisi psikologis yang mungkin terganggu jika gigi goyang bahkan copot
Mempertahankan lengkung gigi yang ideal
Pemasangan splinting umumnya tidak permanen. Berdasarkan jenis gangguan dan tingkat keparahannya, splint dapat dipasang selama dua minggu hingga empat bulan.
Splint akan dilepas jika dokter menganggap bahwa gigi sudah cukup kuat untuk menahan tekanan akibat pengunyahan maupun fungsi rongga mulut lainnya.
Perbedaan jenis splinting gigi biasa dilihat dari bahan yang dipakai. Berikut jenis splint gigi yang paling umum digunakan:
1. Splint kawat dan komposit
Splint kawat dan komposit adalah jenis splint yang paling sering digunakan. Sesuai namanya, gigi yang goyang akan dihubungkan ke gigi yang lebih kuat dengan kawat.
Kawat tersebut kemudian direkatkan dengan resin komposit, yang biasanya dipakai sebagai bahan tambal gigi.
Proses ini akan membuat gigi yang goyang tetap pada tempatnya dan memberikan kesempatan pada jaringan pendukung seperti tulang dan gusi untuk sembuh. Dengan ini, gigi bisa kembali merekat dan kokoh.
2. Splint fiber
Pada splint gigi jenis ini, bahan yang dipakai sebagai penyangga yang menghubungkan gigi goyang dengan gigi sehat adalah serat fiber yang tipis. Biasanya, fiber tersebut akan ditempelkan ke gigi menggunakan resin komposit.
Salah satu kelebihan dari splint jenis ini adalah warnanya yang mirip dengan gigi, sehingga lebih baik dari segi penampilan.
3. Splint kawat ligatur
Splint kawat ligatur merupakan jenis splint klasik yang biasanya dipakai pada kondisi darurat, misalnya saat tidak ada bahan lain yang dapat dipakai untuk menyangga gigi.
Pada splint kawat ligatur, dokter gigi akan memilin kawat tipis dan mengaitkannya di sela-sela gigi. Dengan begitu, gigi bisa berkait satu sama lain.
Tidak semua gigi goyang pasti bisa kembali kokoh dengan proses splinting. Pasalnya, beberapa kondisi ini lebih parah dari yang lain.
Selain itu, agar splinting bisa berhasil, ada syarat-syarat yang perlu dipenuhi. Misalnya, jumlah gigi penyokong yang cukup dan derajat kegoyangan gigi yang belum terlalu parah.
Beberapa kondidi gigi goyang yang tidak bisa dirawat dengan splinting gigi meliputi:
Kondisi gigi goyang sudah sangat parah
Jumlah gigi sehat yang tidak cukup sebagai penopang splinting
Kebersihan gigi dan rongga mulut keseluruhan yang sangat parah
Terjadi peradangan sangat parah di jaringan pendukung gigi, seperti gusi dan tulang
Tekanan dari gigi yang berlawanan sudah dikurangi, sehingga risiko keparahan gigi goyang berkurang
Sebelum memutuskan untuk melaksanakan splinting, dokter akan melakukan pemeriksaan rongga mulut secara menyeluruh. Contohnya, rontgen panoramik untuk melihat kondisi tulang pendukung gigi.
Apabila gigi goyang ternyata tidak bisa diselamatkan dengan splinting, pilihan selanjutnya adalah cabut gigi.
Setelah cabut gigi, Anda disarankan untuk melanjutkan perawatan dengan memasang gigi palsu. Langkah ini dilakukan agar Anda tidak terlihat ompong dan tetap bisa mengunyah makanan dengan baik.
Pemasangan gigi palsu juga penting untuk menjaga supaya susunan gigi tetap rapi sekaligus membuat rahang terhindar nyeri akibat dari tekanan berlebih di satu sisi.